Sabtu, 14 Mei 2011

Suap Orang Tua di Negara Dunia Ketiga


Banyak kelompok di Amerika baik mahasiswa maupun organisasi kemahasiswaan memprotes perusahaan-perusahaan besar atas tuduhan memekerjakan anak-anak di bawah umur, terutama di pabrik-pabrik yang didirikan di negara-negara dunia ketiga. Memang kita patut setuju bahwa kita harus menyelamatkan masa depan anak-anak tersebut. Namun kita harus menyadari bahwa alasan utama adanya buruh anak di bawah umur karena faktor kemiskinan, bukan para pemilik usaha yang serakah.

Menurut Gary Becker, kunci pertumbuhan ekonomi bagi banyak negara adalah modal manusia. Maka dari itu, untuk melawan dampak kemiskinan tersebut ibu-ibu yang miskin harus disuap agar tetap mau menyekolahkan anak-anak mereka.

Keluarga-keluarga yang benar-benar miskin di Brasil, Meksiko, Zaire, India, dan negara-negara lainnya menyuruh anak-anak mereka bekerja karena penghasilan mereka sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kenyataannya mereka tahu bahwa jika anak-anak mereka disekolahkan akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi pekerja-pekerja yang terampil di kemudian hari. Pada intinya buruh anak adalah hasil konflik antara kebutuhan ekonomi jangka pendek orang tua dan kepentingan jangka panjang anak-anak tersebut.

Banyak negara yang membuat peraturan wajib belajar hingga usia 15 tahun. Kerap kali hukum ini sulit ditegakkan, terutama di daerah pedesaan dan daerah miskin perkotaan. Pihak yang berwenang sering kali enggan menghukum orang tua yang menyuruh anaknya bekerja karena mereka menyadari bahwa masalahnya bukanlah keegoisan orang tua, namun kemiskinan.

Gary Bercker menyarankan suatu jalan yang lebih baik, yaitu memberikan insntif finansial kepada orang tua agar mereka mau menyekolahkan anak mereka lebih lama lagi. Para ibu yang miskin perlu diberi bonus uang jika ada surat keterangan dari sekolah yang menyatakan anak mereka hadir secara rutin di kelas. Dengan demikian para orang tua akan termotivasi untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Rencana tersebut telah dijalankan pemerintah Meksiko dan dinamakan Progressa. Program tersebut telah melayani lebih dari dua juta keluarga yang tidak mampu. Ibu-ibu yang menyekolahkan anaknya dengan rutin, naik kelas, dan selalu mendapat pemeriksaan kesehatan rutin akan diberi uang oleh pemerintah pusat sebesar rata-rata $25 per keluarga melihat sebagian besar keluarga miskin di Meksiko hanya menghasilkan $100 per bulan. Dengan tambahan uang yang cukup besar tersbut diharapkan perilaku mereka dapat banyak berubah.

Terobosan pendekatan yang dilakukan pemerintah Meksiko ini ternyata sukses. Evaluasi yang dipersiapkan untuk konferensi ekonomi di Cile menunjukkan bahwa hanya dalam jangka waktu dua tahun, Progressa mampu meningkatkan jumlah anak yang bersekolah dari golongan miskin di Meksiko. Program ini juga telah mengurangi tingkat partisipasi buruh anak.

Jelas saja pemerintah memerlukan dana dari pajak untuk membiayai program tersebut. Langkah awal yang baik adalah memahami bahwa banyak negara tertinggal sering kali menghabiskan dananya secara tidak proporsional untuk universitas dan pendidikan lain kaum elite-nya. Mendistribusi ulang dana kaum elite ini kepada rakyat miskin akan mengurangi ketimpangan dan merangsang pertumbuhan ekonomi.

Senin, 11 April 2011

Analisis dan Profil Perusahaan

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini di Indonesia jumlah tenaga kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia. Tingkat pengangguran terus meningkat meskipun sekarang ini jumlah penduduk di tingkat ekonomi menengah kian bertambah. Sesuai kutipan dari workshop entrepreneurship oleh Bank Mandiri, agar sebuah negara menjadi negara yang sejahtera seharusnya 10% dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur atau pengusaha yang dapat membuka lapangan kerja yang besar. Namun pengusaha di Indonesia jelas kurang dari 10%, yakni 0,18%.

Dengan membuka usaha baru, seseorang dapat membuka lapangan kerja bagi orang lain dan juga menjadikan seseorang tersebut pemilik usaha (wiraswasta). Bahkan banyak pengusaha yang kini sukses memulai usaha mereka dari nol hingga membuahkan hasil, seperti memajukan usaha mereka dan mendapat profit yang besar.

Tentu saja para pengusaha tersebut harus memiliki pengalaman serta pengetahuan yang luas dalam bidang usaha yang akan mereka jalani sebelum memulai usaha mereka. Seperti ulasan dalam makalah profil perusahaan dan analisis yang kami tulis berdasarkan kunjungan dan wawancara dengan pemilik salah satu distributor wallpaper yang memulai usaha ini dari nol. Beliau mengungkapkan bahwa dalam membuka usaha pastilah menghadapi banyak tantangan serta harus memiliki pengalaman, pengetahuan, dan koneksi yang luas seputar bidang usaha tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 memahami faktor-faktor yang mendukung maupun yang kurang mendukung dalam membangun dan menjalankan suatu usaha

1.2.2 membagi wawasan dalam membangun dan menjalankan suatu usaha

BAB II

ANALISIS PERUSAHAAN


2.1 Profil Perusahaan

Banyak orang yang tak menyangka, bisnis lembaran atau gulungan kertas untuk menghiasi dinding rumah ternyata cukup menjanjikan. Ini terbukti dengan berkembangnya usaha perdagangan wallpaper dinding semenjak diliris tahun 1992 oleh pemiliknya.

Ternyata lembaran atau gulungan kertas itu dewasa ini semakin banyak menjadi pilihan orang-orang dengan segmentasi menegah ke atas memilihnya untuk menjadikan dinding rumahnya cantik dibandingkan dengan memakai cat dinding. Ini karena keunggulan wallpaper dari segi seni jauh lebih artistik dibanding dengan pemakaian cat dinding. Memang harga wallpaper relatif mahal bila dibandingkan dengan cat tetapi karena memiliki keunggulan tersebut orang-orang masih setia memakai bahkan semakin bertambah. (owner) mengungkapkan bahwa bisnis ini makin berkembang dan menjanjikan. Pernyataan itu memang bisa dibuktikan dengan besarnya omset yang bisa mencapai 300 juta sebulan.

Untuk menunjang usahanya agar berkembang dan tidak larut oleh para pesaing, took ini tidak hanya menjual wallpaper. Tetapi menambah berbagai barang yang berhubungan dengan dekorasi rumah seperti gorden, karpet, vinet, pile dll. Beliau mengungkapkan asal mula bisnis ini, dengan modal awal 30 juta sebagai hasil tabungan selama 6 tahun bekerja di pabrik wallpaper sebagai manajer pemasaran. Sumber daya informasi yang dimiliki beliau hasil bekerja selama 6 tahun diperusahaan tersebut membuat beliau semakin mantap dan yakin untuk membuka usaha toko perdagangan wallpaper karena telah mengetahui seluk beluk tentang bisnis ini.

(Owner) yang merangkap sebagai owner, marketing, dan keuangan ini mengungkapkan bahwa toko-toko wallpaper yang berada di daerah sekitar. Mereka menjadi pengecer kepada konsumen dan took milik beliau menjadi distributor bagi mereka. Kepercayaan para pelanggan toko-toko itu dikarenakan harga yang relatif murah. Kelebihan tersebut karena tingginya sumber daya informasi yang dimiliki beliau terhadap supplier dan importir wallpaper di Jakarta.

Meskipun toko ini toko cenderung menjual dalam partai besar tetapi toko ini tetap bisa menjual dalam partai kecil karena banyaknya konsumen kecil yang mengunjungi toko ini. Bahkan untuk memuaskan pelanggannya, toko ini menyiapkan beberapa tukang pasang wallpaper dan supir untuk siap memuaskan pelanggan. Dalam berbagai bisnis tentunya pasti ada kendala, beliau mengungkapkan kendala yang sering muncul adalah keterlambatan pengiriman dari pihak supplier atau importir di Jakarta. Hal ini terkadang membuat konsumen harus menunggu untuk mendapatkan wallpaper yang diminatnya. Kedepannya, beliau berharap untuk membuka cabang-cabang di beberapa kota besar seperti Semarang dan Jogjakarta.

2.2 Sturktur Organisasi dan Job Description

2.2.1 Struktur Organisasi


(gambar tidak dapat ditampilkan)


2.2.2 Job Description

Owner mempercayakan managernya membawahi 4 divisi :

  • Divisi Transportasi

Divisi ini tugas utamanya adalah mengantarkan barang ke tangan konsumen. Tugas lainnya adalah merawat mobil dan juga mencuci mobil tersebut dengan rutin.

Kualifikasi yang dibutuhkan dalam divisi ini adalah memiliki sim A yang aktif, mengetahui jalan di Bandung, dan yang paling penting adalah rekomendasi dari saudara atau pekerja lainnya.

  • Divisi pemasangan

Divisi ini tugasnya adalah memasang wallpaper yang dibutuhkan konsumen. Namun divisi ini juga bisa merangkap divisi lain bila diperlukan.

Kualifikasi yang dibutuhkan dalam divisi ini adalah terampil, rapi, berpengalaman, dan juga rekomendasi dari saudara atau pekerja lainnya.

  • Divisi Pergudangan

Divisi ini bertugas untuk menjaga gudang, mengatuur dan merawat barang dagangan, mengambil barang dari gudang sebelum dikirimkan ke komsumen.

Kualifikasi yang dibutuhkan dalam divisi ini adalah jujur, berpengalaman, bertanggung jawab, rapi, dan juga rekomendasi dari saudara atau pekerja lainnya.

  • Divisi kebersihan

Divisi ini tugasnya membersihkan toko, namun bisa juga merangkap dalam divisi pergudangan jika diperlukan.

Kualifikasi yang dibituhkan dalam divisi ini adalah rekomendasi dari saudara atau pekerja lainnya.



2.3 Analisis SWOT


1. Strength (kelebihan)

Toko ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

  • Pemilik sudah relatif lama berusaha di bidang dekorasi

Sang pemilik sudah menjalankan usaha ini sejak tahun 1992, dengan demikian Beliau cukup mengenal seluk beluk dunia dekorasi dan juga sudah memiliki koneksi yang kuat. Apalagi ditambah dengan pengalaman kerjanya selama beberapa tahun sebagai manajer di perusahaan wallpaper, itu tentu saja membuat pengetahuannya bertambah sehingga masalah-masalah teknis dalam usaha ini sudah diketahui cara mengatasinya.

  • Pelanggan yang cukup loyal

Perusahaan ini sudah berjalan sekitar 19 tahun, sehingga sudah banyak orang yang menjadi pelanggannya. Dan kebanyakan dari mereka adalah loyal customer yang berbelanja secara rutin, sehingga tidak mengherankan bila usaha ini terus berkembang dari hari ke hari.

  • Harga yang bersaing

Toko ini sebenarnya memfokuskan usahanya pada distribusi ke toko lain, tetapi juga menjual secara ritel kepada konsumen. Oleh karena itu harga ritelnya cenderung lebih murah dibanding toko lain.

  • Produk yang beragam

Ada berbagai produk yang ditawarkan di toko ini, yaitu wallpaper, wood panel, dan gorden. Dari ketiga produk tersebut, yang menjadi andalan adalah wallpaper, wallpaper di toko ini sangat beragam dan berasal dari berbagai merek yang diproduksi dari Cina, Jepang, maupun negara-negara Eropa. Tidak heran terkadang di toko ini konsumen menemukan jenis wallpaper yang tidak ditemukan di tempat lain.

  • Lokasi toko yang strategis

Toko ini terletak di daerah perbelanjaan yang ramai, padat, dan dilewati banyak kendaraan setiap harinya. Oleh karena itu, banyak konsumen yang melewati jalan itu tertarik dan akhirnya membeli produk-produk dekorasi di toko ini.

  • Pelayanan yang baik

Tersedia jasa pemasangan dan jasa antar bila konsumen memesan langsung. Hasil pasang juga dijamin kerapihannya karena tenaga pemasangnya sudah terlatih dan sudah berpengalaman.

  • Daya simpan produk yang cukup lama

Wallpaper adalah barang yang bisa disimpan dalam waktu lama, karena itu tidak terlalu bermasalah jika ada barang yang baru terjual dalam waktu lama.


2. Weakness (kelemahan)

Selain memiliki kelebihan, took ini juga memiliki kekurangan, yaitu:

  • Promosi yang kurang

Promosi adalah masalah yang dihadapi sebagian besar usaha kecil-menengah. Promosi utama toko ini adalah mouth-to-mouth yang efektivitasnya tinggi tetapi jangkauannya kurang.

  • Tempat parkir yang kurang

Karena berada di pinggir jalan, maka tidak tersedia tempat parkir khusus pelanggan. Tidak heran jika tempat parkir kurang dan pengunjung parkir di ujung jalan atau di trotoar.

  • Tampilan toko yang biasa saja

Karena berfokus pada penjualan grosir, tidak heran tampilan Toko Serba Prima cenderung biasa saja. Ini menjadi kelemahan bila datang konsumen yang perfeksionis dan mengharapkan tampilan toko yang “wah”.


3. Opportunity

Peluang-peluang yang dimiliki oleh took ini adalah:

  • Semakin banyak orang yang lebih memilih wallpaper dibanding cat

Sekarang ini makin banyak orang yang menggemari kepraktisan, oleh karena itu semakin banyak pula yang memilih untuk menggunakan wallpaper karena pemasangannya relatif cepat dan juga lebih baik secara estetika.

  • Hampir tidak ada toko sejenis di sekitar toko ini

Di lokasi tersebut hanya terdapat dua toko dekorasi yang salah satunya adalah toko kepunyaan saudara dari pemilik dan yang satunya lagi adalah toko yang rutin membeli barang secara grosir dari took ini.

  • Pelayanan toko lain tidak sebagus pelayanan toko ini

Toko-toko lain ada yang tidak memiliki tukang pasang sendiri ataupun mobil antar. Beberapa toko yang menjadi agen malah terkadang meminta pegawai toko ini untuk datang ke rumah pelanggannya untuk memasangkan wallpapernya.

  • Barang yang dijual toko lain cenderung kurang variatif

Beberapa toko dekorasi hanya menyediakan sedikit jenis wallpaper dan itu membuat konsumen dapat berpaling dari toko lain dan memilih toko ini yang memiliki jenis wallpaper yang sangat beragam.


4. Threat (Ancaman)

Hal-hal eksternal yang dapat menghambat berkembangnya toko ini adalah:

  • Terdapat banyak toko dekorasi di jalan lain yang berjarak sekitar kurang lebih 5 menit dari lokasi toko ini, terdapat banyak toko dekorasi. Hal tersebut membuat beberapa pelanggan cenderung datang ke jalan lain tersebut untuk mencari alat-alat dekorasi rumah.
  • Peluang keterlambatan pengiriman

Mayoritas wallpaper yang dijual di toko ini buatan luar negri, oleh karena itu sangat bergantung pada pengiriman. Bila terjadi keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh cuaca buruk atau hal lainnya, maka persediaan barang tidak akan ter-update.

  • Mode Wallpaper cenderung cepat berubah

Wallpaper memiliki mode yang sangat cepat berubah, wallpaper yang telah ketinggalan mode cenderung kurang laku sehingga pemilik akan cenderung mengobralnya agar terjual.



BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jelas bahwa dalam memulai dan membuka sebuah usaha haruslah memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang usaha yang akan dirintisnya. Hal tersebut menjadi faktor penentu yang utama dalam menentukan kesuksesan ownernya. Koneksi yang luas, cara pemasaran, lokasi usaha, dan pengrekrutan sumber daya manusia yang tepat tidak boleh luput dalam menjalankan usaha tersebut karena hal-hal tersebut juga sangat mempengaruhi kesuksesannya.

Seperti yang telah diuraikan di atas, alangkah baiknya jika dalam memulai suatu usaha kita harus mempertimbangkan banyak hal. Hal- hal tersbut akan menjadi titik awal penentu sukses atau tidaknya usaha tersebut. Secara garis besar hal-hal yang harus dipertimbangkan dan dipahami dengan baik adalah:

  • Pengetahuan yang luas dalam bidang usaha yang bersangkutan
  • pengalaman yang luas dalam bidang usaha yang bersangkutan
  • koneksi yang luas dalam bidang usaha yang bersangkutan
  • pengrekrutan sumber daya manusia yang tepat
  • pemasaran yang baik
  • lokasi yang strategis



Studi Pustaka Ideologi Pancasila - Liberalisme; Remaja

STUDI PUSTAKA

2.1 Pengertian Ideologi

Istilah ideologi berkenaan dengan gagasan. Secara akademik ideology menjadi objek kajian ilmu politik dan sosiologi. Sedangkan dalam prakteknya telah terjadi dua perang dunia yang menyengsarakan umat manusia, yaitu Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Kedua perang tersebut tidak lepas dari adanya pertentangan ideology.

“Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai, yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagatraya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.”

Poespowardojo (1992)

Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya itu seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik. Ideologi adalah suatu pilihan yang rasional dan penuh kesadaran dari seseorang atau sekelompok orang yang harus bertanggung jawab untuk melaksanakannya.

2.2 Fungsi Ideologi

Ideologi menurut Poespowardjojo memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Memberikan struktur kongkrit, yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
  • Memberikan orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
  • Memberikan norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan bertindak.
  • Memberikan bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.
  • Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
  • Memberikan pendidikan bagi seseorang atas masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mengamalkan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya, suatu ideology harus dapat senantiasa hidup, tidak beku, dan kemudian mati. Suatu ideologi harus fleksibel dan tahan uji dari masa ke masa.

“Suatu ideology perlu mengandung tiga dimensi di dalam dirinya agar dapat memelihara relevansinya yang kuat terhadap perkembangan aspirasi masyarakatnya dan tuntutan perubahan zaman. Ketiga dimensi itu adalah dimensi idealism, dimensi realita, dan dimensi fleksibilitas.”

Alfian (1992)

2.3 Macam-macam Ideologi

2.3.1 Ideologi Liberalisme

Liberalisme dilatarbelakangi pemikiran John Locke bahwa secara alamiah manusia itu bebas menentukan dirinya dan menggunakan miliknya tanpa tergantung manusia lain. Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi manusia. Liberalisme lahir dari paham individualism, yaitu paham yang menempatkan kepentingan individu sebagai pusat tujuan hidup manusia.

“Manusia dilahirkan bebas.”

Du Contrac Social – Rousseau

Hak asasi manusia dijunjung tinggi kaum liberal. Hak asasi dilindungi. Individu diberi kesempatan menyampaikan pendapat. Hak dasar yang dimiliki manusia adalah hak hidup dan hak mempertahankan diri yang berkembangan menjadi hak milik.

Liberalisme memandang bahwa manusia dalam dirinya sendiri yang paling tahu akan kebutuhannya. Maka dari itu, manusia harus diberi kebebasan utuh memenuhi kebutuhannya masing-masing. Liberalisme juga mengajarkan bahwa kesejahteraan social merupakan tanggung jawab masyarakat.

2.3.2 Ideologi Pancasila

Pancasila merupakan ideology bangsa Indonesia. Pancasila adalah lima dasar yang merupakan merupakan kesatuan utuh sehingga harus dipahami dalam kesatuan tatanan nilai.

Sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”, mengandung nilai spiritual yang memberikan kebebasan setiap warga negara memeluk agama dan menganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Sila kedua, “Kemanusiaan yang adil dan beradab,” mengandung nilai penghormatan terhadap harkat, martabat, dan derajat manusia. Setiap warga negara mempunyai hak dihormati, dihargai, dibela, dan diberi keadilan.

Sila ketiga, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai kesatuan dan persatuan yang megikat bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh. Dengan sila ketiga ini, bangsa Indonesia yang besar dan beraneka ragam dapat menjadi satu kesatuan yang mampu mempertahankan kedaulatannya sebagai suatu bangsa. Dam upaya perwujudan sila ini, kepentingan bangsa dan negara menjadi prioritas. Kepentingan umum harus diletakkan di atas kepentingan pribadi atau golongan.

Sila keempat, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,” menunjukkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat. Indonesia merupakan negara demokrasi yang memperhatikan kedaulatan rakyat sebagai pemegang kekuasaan.

Sila kelima, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” mengandung nilai keadilan. Hak dan kewajiban harus ditempatkan seiring.


  • Triwamwoto, Petrus Citra.2004.Kewarganegaraan.Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

2.4 Definisi Remaja

Menurut situs ilmu Psikologi.com yang merupakan situs yang ditulis oleh para ahli psikologi, masa remaja merupakan sebuah periode kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapai dunia orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.

Peneliti menambahkan, bahwa usia remaja merupakan masa peralihan seorang manusia dari masa kank-kanak menuju masa dewasanya. Hal tentu saja ditentukan oleh umur caranya dalam berpikir. Biasanya pada masa ini, para remaja sedang dalam masanya untuk mencari identitas atau jati dirinya yang sesungguhnya.






Senin, 28 Februari 2011

Pasar Persaingan Sempurna vs Pasar Monopoli


Pasar Persaingan Sempurna

Pasar Persaingan Sempurna memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • Terdiri dari banyak penjual
  • Terdiri dari banyak pembeli
  • Memiliki informasi yang lengap bagi pembeli dan penjual mengenai harga barang
JADI,
Ketika kita membayangkan diri kita sebagai perusahaan maka suka atau tidak suka, perusahaan kita harus mengikuti harga dan jumlah barang kita berdasarkan titik keseimbangan pasar.
JIKA, kita menentukan harga lebih tinggi dari keseimbangan pasar maka barang yang kita produksi melebihi jumlah barang yang diminta pasar(Ingat konsep EXCESS SUPPLY). Begitu juga sebaliknya, bila kita menentukan harga yang lebih rendah dari titik keseimbangan pasar maka akan terjadi kekurangan jumlah barang yang kita produksi (Ingat Konsep EXCESS DEMAND).
Kurva tersebut terjadi demikian karena:
Kurva permintaan digambarkan demikian karena sesuai dengan karakteristik permintaan pasar (Hukum Permintaan)
Kurva penawaran digambarkan demikian karena sesuai dengan karakteristik penawaran pasar (Hukum Penawaran).
Kurva Marginal Cost digambarkan karena karakteristiknya sama seperti karakteristik kurva penawaran


Pasar Monopoli

Pasar Monopoli memiliki karakteristik sebagai berikut:
  • Terdiri dari satu penjual
  • Terdiri dari banyak pembeli
  • Penjual mampu melakukan diskriminasi harga barang
JADI,
Ketika kita membayangkan diri kita sebagai perusahaan, kita mampu menentukan harga barang yang kita jual tanpa harus mempedulikan keadaan titik kesetimbangan harga dalam pasar.
JIKA, kita menentukan harga diatas harga Average Total Cost, kita akan memperoleh keuntungan. Sebaliknya jika kita menentukan harga dibawah harga Average Total Cost, kita akan memperoleh keuntungan.


KESIMPULAN
Keuntungan dan kerugian perusahaan didalam Pasar Persaingan Sempurna bergantung pada Titik Kesetimbangan Pasar sedangkan keuntungan dan kerugian perusahaan didalam Monopoli hanya bergantung pada Harga barang yang dtetapkan dengan harga Average Total Cost barang tersebut